Jumat, 29 Februari 2008

Menggeliatnya Masa Kanak-kanak

Kadang terpikir, Ayah dan Bunda tidak adil, sebagai anak kedua, merasa tersisih sejak lahir karena perhatian Ayah-Bunda terbagi antara kakak dan aku, dan semenjak Adik lahir, perasaan tersisih makin menjadi, karena kini perhatian Ayah-Bunda banyak tertuju pada Adinda.
Kadang aku melakukan perbuatan nakal, agar perhatian Ayah-Bunda kembali tertuju kepadaku. Tapi ternyata bukan perhatian yang aku dapatkan, malah kemarahan yang kadang-kadang meluap-luap.
Terus apa yang harus aku lakukan agar perhatian Ayah-Bunda kembali kepadaku?
Melakukan perbuatan nakal, tidak membuahkan hasil.
Mungkin dengan prestasi!
Tapi bagaimana?
Bahan pelajaran bertumpuk-tumpuk, PR menggunung, kadang mau bertanya pada Bunda, bunda sedang repot mengurus Adinda, bertanya pada Kakanda, Kakak sibuk juga dengan PR-nya, sementara Ayahanda selalu pulang larut malam.
Terus bagaimana aku bisa berprestasi?
Kegembiraan aku dapatkan saat bermain-main sama teman-teman. Tapi itu juga tidak boleh berlangsung lama, saat Maghrib tiba permainanpun harus segera berakhir, yang berarti kegembiraan juga berakhir.
Lantas harus bagaimana?
Sampai saat ini, aku tidak tahu harus bagaimana.

Selasa, 26 Februari 2008

Berprestasi Dalam Pendidikan

Bagi seorang pelajar, tidak ada yang lebih utama dari belajar, dan mendapatkan prestasi dalam belajarnya.
Tapi bagaimana? kurikulum saat ini berubah-ubah, bahan belajar tebal bertumpuk-tumpuk. Satu hari pelajaran harus bisa menghapal dan mengerti berpuluh-puluh halaman. PR menggunung yang untuk mengerjakannya saja membutuhkan waktu yang tidak sedikit, kalau tidak bahkan sampai menghabiskan waktu berjam-jam. Sementara kita harus tetap membantu pekerjaan orang tua dirumah, entah itu beres-beres rumah, ataupun sekedar menjaga adinda tercinta.
Cara menyikapi sebenarnya sederhana saja, hadapi semua dengan sikap menikmatik. Nikmatilah belajar anda, nikmatilah matematika anda, nimatilah bahasa inggris anda, dan nikmatilah PR yang seabreg-abreg tersebut. Jauhkanlah pikiran bahwa PR banyak, tugas di rumah merepotkan, dan lain-lain. Pikirkanlah semua dengan sukacita, Insya Allah prestasi dalam genggaman kita.

Menciptakan Lapangan Kerja

Keterpurukan juga melanda perusahaan-perusahaan di seantero Indonesia, sehingga daya tampung pekerjaan dibandingkan dengan ketersediaan tenaga kerja sangat jauh. Implikasinya adalah seiring bertambahnya tahun, makin bertambah pula jumlah pengangguran.
Pengangguran akan mengakibatkan efek domino yang luar biasa terhadap kriminalitas di kehidupan keseharian kita. Pengangguran bisa menciptakan kejahatan seperti pencopetan, perampokan atah bahkan pembunuhan. Semua bermuara pada ketidakcukupan sang penganggur dalam memenuhi kebutuhan fisik hidup seperti makan, sandang, juga papan dan pendidikan.
Apa yang mestinya di lakukan ?
Ciptakan lapangan kerja !
Betul, mencari kerja dalam kondisi sekarang ini, bila tidak diimbangi dengan keahlian yang signifikan sesuai kebutuhan, maka pekerjaan akan sulit di dapatkan. Untuk itu beralihlah prinsip dari mencari kerja menjadi menciptakan lapangan kerja.
Dari mana dimulai?
Galilah potensi diri anda, apa kelebihan anda dibandingkan orang lain, apa yang bisa anda jual dari diri anda. Dari situlah diciptakan lapangan kerja.
Suatu contoh, bila anda seorang ahli lukis, galilah potensi ini, buatlah lukisan yang bagus sekali, kemudian anda titipkan pada galery-galery disekitar anda. Tidak perlu anda jual dengan harga mahal, karena intinya adalah untuk mempublikasikan nama anda terlebih dahulu, bila anda sudah punya nama, barulah lukisan anda bisa anda hargai semahal-mahalnya.
Bila anda seorang biasa, yang tidak punya keahlian. Tapi ternyata istri anda masakannya enak.
Suruhlah istri anda masak yang enak-enak, kemudian anda buat sampel masakan anda dalam kemasan kecil-kecil (misalnya dalam gelas plastik). Anda berikan gratis sample tersebut ke tetangga yang berpotensi untuk menjadi pembeli, kemudian anda tawarkan kepada tetangga tersebut bila ingin memesan makanan tersebut (sistem katering).
Bila anda tidak punya keahlian apapun, sementara istripun juga tidak punya keahlian apapun, masih ada jalan buat anda.
Beli kue-kue kering kiloan, anda bungkus kembali dalam ukuran plastik kecil-kecil, jual dengan harga seribu rupiah/plastik. Jajakan di terminal, pasar, ataupun tempat lain yang banyak dikunjungi orang.
Yang terpenting dari semua itu adalah kemauan, maukah anda menjadi lebih baik dan akan lebih baik dalam kehidupan masa depan anda ?
Ciptakanlah lapangan kerja anda sendiri!

Jumat, 25 Januari 2008

Berkarya Dalam Situasi Apapun

Saat ini, keterpurukan multidimensi menghancurleburkan rakyat jelata. Dari antri minyak, mahalnya tempe & tahu sampai melejitnya harga sembako.
Rakyat yang sudah menjerit, kian menjerit-jerit. Terus apa yang harus dilakukan.
Berkarya, itulah yang terpenting. Sesusah apapaun kondisi kita, kita tetap harus berkarya dan berkarya, agar dikemudian hari karya-karya kita tersebut bisa berguna bagi sesama kita, minimal berguna untuk diri sendiri.
Berkarya bisa bermacam-macam, mulailah berkarya dengan keadaan dan situasi persis apa yang ada dilingkungan kita. Contohnya anda adalah seorang petani jagung, cobalah anda menyiasati hasil jagung anda dengan tidak hanya menjual jagung, tapi anda olah lebih dahulu jagung tersebut, misalnya di jadikan pop-corn, atau anda buat tepung jagung, agar bisa dibuat masakan lainnya.
Dan masih banyak lainnya yang bisa anda kerjakan, lain kali kita sambung lagi.